"Kita inginkan untuk PKH karena datanya valid bisa `dikeroyok` dengan anggaran pusat dan daerah," kata Mensos pada refleksi program Kemensos 2013 dan espektasi 2014 di Jakarta, Selasa.
PKH merupakan program unggulan Kementerian Sosial yang merupakan pemberian uang tunai bersyarat kepada keluarga sangat miskin agar memeriksakan kesehatan dan menyekolahkan anaknya.
Sebagai program unggulan, PKH mendapat porsi anggaran terbesar dari Kemensos yaitu mencapai Rp3,4 triliun dari anggaran Rp5,6 triliun pada 2013.
PKH pada 2013 menyasar 2,4 juta Rumah Tangga Sangat miskin (RTSM) dan pada 2014 meningkat menjadi tiga juta RTSM dengan anggaran Rp4,2 triliun.
Menurut Mensos, selama pelaksanaan PKH sejak 2007, di lapangan tidak pernah didengar adanya protes tentang program tersebut.
"Karena datanya valid dan penyaluran bantuan juga langsung kepada penerima melalui PT Pos atau bank," tambah Mensos.
Melalui PKH, Kementerian Sosial tidak semata memberikan bantuan tapi mengutamakan pemberdayaan agar penerima bantuan bisa mandiri.
"Berbicara PKH berarti berbicara pemberdayaan, tidak ada cerita hanya sehat saja tapi perlu pendampingan dan harus mandiri," kata Mensos.
PKH yang sudah berjalan sejak 2007, menurut Mensos cukup berhasil dilihat dari tingkat partisipasi anak usia sekolah yang pergi ke sekolah terus meningkat, begitu juga dengan partisipasi ibu hamil yang memeriksakan kandungannya sehingga berdampak pada menurunnya angka kematian ibu dan anak.(rr)
Sumber:http://id.berita.yahoo.com/mensos-pkh-2014-harus-quot-dikeroyok-quot-bersama-061400768.html